Ilmu itu Pohon, Buahnya adalah Ibadah
Ilmu merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia. Kita tau, diskursus yang pertama terjadi dalam kehidupan manusia adalah keilmuan. Ketika itu, nabi Adam diajari Allah untuk menyebutkan nama-nama benda. Dari sini kita tau, ilmu dianugrahkan kepada manusia untuk membedakannya dengan makhluk-makhluk yang lainnya. Dan jadilah manusia adalah makhluk yang mulia.
Kita juga tau, wahyu yang pertama kali turun kepada Rosulullah adalah tentang diskursus keilmuan. Perintah untuk iqra' menandakan bahwa Islam sangat erat kaitannya dengan literasi, dengan keilmuan.
Selain dengan keilmuan, Islam juga erat kaitannya dengan ibadah. Ibadah adalah bentuk penghambaan kepada Sang Ma'bud dengan penuh kesadaran. Kita sang hamba disebut sebagai 'abid. Ilmu dan ibadah sangat erat kaitannya dalam Islam. Ilmu tidak bisa dipisahkan dengan ibadah. Begitu juga sebaliknya.
Ibadah harus didasari dengan ilmu. Begitu juga ilmu, harus dimanifestasikan dalam bentuk ibadah. Ibadah tanpa didasari dengan ilmu akan menjadi sia-sia. Ilmu jika tidak dimanifestasikan dalam bentuk ibadah maka menjadi tak berguna.
Imam Ghozali dalam kitab Minhajul 'Abidin menjelaskan bahwa dalam kehidupan dunia ini hal yang paling pokok adalah ilmu dan ibadah. Selainnya bahkan dianggap sesuatu yang bathil dan tidak ada kebaikan di dalamnya.
فاعلم انما سواهما من الامور باطل لا خير فيه، و لغو لا حاصل له
" ketahuilah bahwa selain ilmu dan ibadah adalah hal yang batil yang tidak ada kebaikan di dalamnya, dan hal yang sia-sia"
Ini memberi arti bahwa setiap aspek dalam kehidupan harus dilandasi dengan keilmuan dan diorientasikan untuk ibadah. Bekerja, istirahat, makan, bahkan liburan juga harus dilandasi dengan kelimuan dan diorientaskan untuk beribadah.
Beliau juga mengungkapkan bahwa kedudukan Ilmu itu lebih tinggi dari ibadah. Hal ini dilandaskan dengan hadits Nabi:
ان فضل العالم على العابد كفضلي على (أدنى رجل من) أمتي
"keutamaan orang alim dengan abid itu seperti keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah (kedudukannya) diantara ummatku"
Imam Ghozali juga mengungkapkan dalam kitab yang sama:
فإن العلم بمنزلة الشجرة، والعبادة بمنزلة ثمرة من ثمراتها
"ilmu itu seperti pohon dan ibadah seperti buahnya"
Kita tahu bahwa pohon itu merupakan pokok. Sedangkan nilai kebermanfaatan suatu pohon itu dinilai dari buah yang dihasilkannya.
Ilmu adalah pokok. Namun nilai kebermanfaatan suatu ilmu itu dinilai dari ibadah yang menjadi orientasi dalam segala aspek kehidupan seseorang.
Untuk itu, ilmu dan ibadah adalah dua hal yang harus dijadikan landasan dalam segala aspek kehidupan kita.
Bagaimana kita bisa beribadah jika kita tidak mengetahui Dzat yang disembah, tidak tau cara beribadah dengan baik dan benar, dan tidak tau mana perintah dan mana larangan-Nya.
Ilmu dan ibadah adalah dua unsur yang harus ada dalam keseharian kita. Melandasi semua kegitan kita. Dan menjadi orientasi utama dalam setiap gerak dan nafas kita.
Saya teringat dengan dawuh Kyai saya, beliau pernah berpesan "Usahakan setiap gerakmu itu bernilai ibadah". Ini pesan yang luar biasa.
Kita semua tau bahwa Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah. Untuk itu, setiap nafas kita, setiap gerak kita, setiap kedipan mata kita, harus bernilai ibadah. Dan kita tidak bisa mencapai ibadah tanpa dilandasi dengan ilmu.
Iqra' dan terus belajar adalah cara kita untuk menjadi manusia seutuhnya.
Nderek ngaos tadz
BalasHapus