Ikhlaslah Seperti Penggembala Kambing
![]() |
Sumber: Mozaik-inilah.com |
Kalau seperti itu biasanya ente jawab gimana? Kalau penulis ditanya seperti itu, penulis akan balik Tanya “ikhlas itu apa sih?” (mampus loe, padahal yang nanya balik belum faham juga… pfffft).
Jadi, Ikhlas itu sesungguhnya letaknya di hati. tidak pantas kalau diungkapkan “saya ikhlas loh”, itu seperti pernyataan “saya sholih loh”, “saya tawadlu’ loh”, dll. Bahkan tidak diungkapkan sekalipun, kalau kita merasa bahwa kita paling ikhlas, itu juga tidak baik. Seperti hal nya “merasa” sudah baik, atau “merasa” paling baik, “merasa” paling sholih, itu juga tidak baik. Jadi, memang ada istighfar yang perlu diistighfari lagi… (LOH, KOK BISA?)
Saat mulut kita istighfar, tetapi dalam hati sambil merasa “aku loh istighfar, kamu tidak”, “astaghfirullah, kamu tidak sholat jama’ah seperti AKU” maka, istighfar seperti itu perlu diistirghfari lagi.
Sampai disini faham? Oke, faham
Kembali lagi ke ikhlas,
Dibuku-buku keagamaan, tentunya sudah banyak dijelaskan tentang apa itu ikhlas,
Ikhlas itu خالصا لوجه الله Murni karena Allah, murni karena kecintaan kepada Allah, kita melakukan sesuatu (yang baik) bukan karena yang lain, bukan karena ada calon mertua, bukan karena ada pacar, bukan karena ada presiden, bukan karena ingin dipuji manusia, tapi betul-betul karena Allah.
Syekh Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarkandi menjelaskan dalam kitabnya yang berjudul Tanbihul Ghofilin, :
"... ولا يبالى من مقالة الناس كما روى من بعض الحكماء أنه قال ينبغى للعامل أن يأخذ الأدب فى عمله من راعى الغنم قيل وكيف ذلك؟ قال لأن الراعى إذا صلى عند غنمه لا يطلب بصلاته محمدة غنمه كذلك العامل ينبغى أن لا يبالى من نظر الناس اليه فيعمل الله تعالى عند الناس وعند الخلاء بمنزلة واحدة ولا يطلب محمدة الناس..."
Kurang lebih artinya begini, “jadi saat kamu beramal, tidak usah memperdulikan omongan orang-orang, seperti yang telah diriwayatkan oleh sebagian ahli hikmah, kata mereka “alangkah baiknya, bagi amil (orang yang melakukan sesuatu) ketika melakukan sesuatu itu seperti penggembala kambing saat sholat, karena penggembala kambing ketika sholat disamping kambingnya, dia tidak akan mengharapkan pujian dari kambingnya, begitu juga seorang amil, ketika berbuat baik tidak usah mengharapkan pujian dari manusia”
LOH? MANUSIA KOK DISAMAKAN DENGAN KAMBING???
Bukan menyamakan, itu hanya memudahkan saja untuk memberikan contoh kepada kita. Gituuu…
Seperti itulah ikhlas, jadi saat kita sholat, saat kita ngaji, saat kita melakukan hal yang baik, lakukanlah karena semata bentuk kehambaan kita pada Allah, semata karena kita mencintai Allah yang telah mencintai kita. Bukan karena manusia.
Ibarat air, amal kita harus bisa mengalir sampai ke samudra, tidak hanya berhenti muara.
Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas dalam melakukan sesuatu, (bukan merasa sudah ikhlas)
Satu lagi, Lha penulis menulis ini ikhlas nggak??
Seketika Hening,,,, kabuuuuuuuurrrr….
nderek gus.. aku yo urung iso ikhlas hiks
BalasHapus