3 Golongan Pencari Ilmu

Sumber gambar: wajibbaca.com
Ilmu merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Allah Swt kepada umat manusia. karena dengan ilmu-lah manusia menjadi berbeda dengan makhluk yang lainnya. Dan proses mencari ilmu merupakan salah satu cara untuk mensyukuri kenikmatan berupa akal sehat. Bahkan hukum mecari ilmu bagi setiap muslim adalah sangat diwajibkan. Ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu itu.

Menurut sahabat Mu’adz bin Jabal RA ada beberapa keutamaan ilmu itu sendiri melalui perkataan beliau:

"تعلموا العلم، فإن تعلمه لله خشية، وطلبه عبادة، ومدارسته تسبيح، والبحث عنه جهاد، وتعليمه من لا يحسنه صدقة، وبذله لأهله قربة

Belajarlah! Karena belajar itu merupakan bentuk ketundukan kepada Allah Swt, mencari ilmu itu ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mendiskusikan ilmu adalah jihad, mengajarkan kepada yang belum faham adalah shodaqoh, mewariskannya kepada keluarganya merupakan bentuk taqorrub kepada Allah Swt.

Sufyan ats-Tsauri dan Imam Syafi’i juga menguatkan dalam perkataan mereka:

ليس بعد الفرائض أفضل من طلب العلم

“Tidak ada perkara fardlu yang lebih utama daripada mencari Ilmu”

Begitu mulianya ilmu itu, dan begitu luar biasanya orang yang mecari ilmu itu. Akan tetapi, apakah ilmu itu hanya untuk dicari sehingga hanya menjadi timbunan saja? Tentu jawabannya tidak. Mengapa? Karena selain mencari ilmu, kita juga diwajibkan untuk mengamalkan dan mengajarkan ilmu. Ini lah yang membuat para pencari Ilmu itu tidak hanya butuh kecerdasan (ذكاء)saja, akan tetapi para pencari ilmu itu juga membutuhkan yang namanya Integritas (زكاء) dan kepribadian yang baik (حسن السريرة) . Dan seharusnya memang keduanya harus berjalan sejajar. Sehingga seseorang jika semakin tambah ilmunya maka integritas dan kepribadiannya juga semakin baik.

Integritas inilah yang membuat para pencari ilmu tidak hanya menimbun ilmu untuk dirinya saja, akan tetapi juga mengamalkan dan mengajarikannya.

Dari sini Dr. Muhammad Bin Khalifah At-Tamimy mengklasifikasikan para pencari ilmu menjadi 3 golongan: 1.) golongan pertama yaitu mereka yang diberi ذكاء dan زكاء sekaligus. Sehigga golongan pertama adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu sekaligus mengamalkan dan mengjarkannya. 2.) golongan yang kedua yakni orang yang diberi ذكاء akan tetapi tidak diberi زكاء sehingga golongan ini adalah orang yang hanya mencari ilmu saja tetapi tidak mengamalkannya. 3.) dan yang terakhir adalah golongan yang tidak diberi keduanya, golongan ini adalah mereka yang tidak mempunyai ilmu apalagi mengamalkan dan mengajarkannya.

Pendapat beliau ini selaras dengan apa yang telah disabdakan oleh RasuluLlah Saw.

عن النبي صلى الله عليه وسلم أنَّه قال: "إن مثل ما بعثني الله به - عز وجل - من الهدى والعلم كمثل غيث أصاب أرضاً، فكانت منها طائفة طيبة قبلت الماء فأنبتت الكلأ والعشب الكثير، وكان منها أجادب أمسكت الماء فنفع الله منها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا، وأصاب طائفة منها أخرى إنما هي قيعان لا تمسك ماءً ولا تنبت كلأ. فذلك مثل من فقه في دين الله ونفعه الله به فعَلِمَ وعلّمَ، ومثل من لم يرفع بذلك رأساً ولم يقبل هدى الله الذي أرسلت به"

Yang pada intinya:

sesungguhnya perumpamaan hidayah dan ilmu adalah seperti hujan yang jatuh ke bumi. Jadi, ada kelompok tanah yang bagus yaitu bisa menyerap air sehingga mampu menumbuhkan tumbuhan dan rerumputan. Ada juga juga kelompok tanah yang tandus dan kering sehingga ketika turun hujan, bisa menampung air dan bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk  minum dan mengairi sawah. Ada juga kelompok tanah yang tidak bisa menampung air sekaligus tidak mampu menumbuhkan tumubuh-tumbuhan.

Semoga kita bisa menjadi golongan yang pertama, yakni golongan yang diberi kecerdasan sekaligus integritas dan kepribadian yang baik sehingga kita menjadi pribadi yang berilmu sekaligus mampu mengamalkan dan mengajarkan ilmu tersebut. Aaamiiin…

Wallah a’lam

Tidak ada komentar untuk "3 Golongan Pencari Ilmu"